Sampah Berharga Emas

Edisi 09 /11/ 2008

Bisnis sampah elektronik sudah lama menjadi ladang uang,kali ini,saya mengulas masalah2 seputar recycling atau daur ulang dan bagaimana cara membuang perangkat tua anda dengan benar.

Selama berminggu-minggu,anda sibuk memilih komputer yang akan dibeli,Sekarang komputer baru sudah terpasang,namun anda lupa satu hal penting, mau dikemanakan komputer yang lama?inilah masalah yang dihadapi oleh ribuan pemilik komputer setiap tahunnya,kondisi ini dipicu oleh masa pakai rata-rata sebuah komputer hanya empat tahun,sampah ini tidak bisa dibuang begitu saja,komputer tua tergolong sebagai sampah khusus!memang sampah juga dapat menjadi bahan baku untuk produk baru,inilah membuatnya menjadi bisnis jutaan dollar,tetapi berprotensi menyimpan segudang masalah.

Regulasi daur ulang sampah di Indonesia terangkum dalam undang-undang Republik Indonesia nomor 18 tahun 2008.( http://www.menlh.go.id/i/art/uusampah_18_2008.pdf),sayangnya dalam regulasi yang baru ini.sampah elektronik tidak dicantumkan dalam definisi sampah itu sendiri..sampah elektronik seperti komputer bekas hanya mungkin masuk dalam kategori*sampah spesifik*Pemerintah kita sepertinya belum menganggap penting sampah dari perangkap komputer tua.

dengan adanya undang2 no 18/2008.mulai tahun 2008 berlaku ketentuan penanganan sampai spefisik,termasuk di dalamnya perangkap komputer,terdapat juga larangan impor sampah2 yang mengandung bahan berbahaya yang saat ini cukup marak terjadi di Indonesia.

di negara lain,kita ambil contoh di Eropa,penanganan sampah elektronik sangat diperhatikan,sampah khusus,di dalamnya termasuk PC dan monitor,harus didaur ulang oleh produser atas biaya sendiri,peraturan ini belum tercantum dalam undang2 di Indonesia.mungkin karena adanya keberatan dari pelaku usaha atas dana yang sangat besar untuk mendaur ulang sendiri produk tuanya,sebagai contoh di jerman,dana yang dibutuhkan untuk mendaur ulang sampah elektronik adalah mulai 350 sampai 500 juta Euro,besarnya tergantung dari jumlah sampah yang terkumpul di depot-depot sampah.pada tahun 2006 saja,terkumpul sekitar 750.000 ton sampah elektronik beracun dari berbagai sumber,setiap rumah tangga di jerman rata2 menyumbang delapan kilo sampah elektronik per tahun.

Penanganan sampah elektronik sangatlah kompleks,karena sampah2 ini sejatinya masih dapat dijadikan uang yang tidak kecil,untuk negara2 maju di eropa saja,mereka kerepotan menerapkan undang2 penanganan sampah elektronik.hal ini dapat dilihat dari perbandingan sampah ditampung dengan sampah yang benar2 didaur ulang,banyak perangkat yang menghilang,tetapi akhirnya muncul di negara2 dunia ke tiga,salah satunya di Indonesia.

MAFIA SAMPAH : ekspor ilegal

Bagi para mafia ini,undang-undang bukanlah sebuah halangan,sampah elektronik baru ditimbang dan didaftar di pusat-pusat daur ulang,namun dalam perjalanan kesana,terjadi kucing-kucingan,sampah elektronik diam-diam dicuri atau disimpan,dealer yang licik juga memanfaatkan aturan perundangan yang menyebutkan bahwa sebisa mungkin menghindari proses daur ulang yang tidak perlu.

Teorinya memang masuk akal,namun mafia sampah menandai elektronik yang rusak sebagai perangkat yang masih baik dan menyusupkannya ke negara2 Afirka dan Cina,”Masalahnya terletak pada kurangnya pengawasan”jelas Hohaus dari Fraunhofer Institut,Sampah diekspor secara ilegal melalui laut,di negara2 berkembang,sampah2 ini diurai tanpa memperhatikan syarat2 yang ramah likungan dan sering kali memperkerjakan anak2,banyak dari anak2 yang menderita penyakit kulit,gangguan penafasan dan keracunan.

Produk2 yang lama masih mengandung bahan2 kimia dan logam berat yang berbahaya,nemun bukan berarti produk2 yang baru benar2 bebas dari bahan beracun,saat ini banyak produkser yang masih mengunakan campuran PVC (Pollyvinylchlorid) dan bahan berancun lainnya sebagai softener.

Kondisinya jauh berbeda dengan CD dan DVD Media data ini terbuat dari bahan polikarbonat berkualitas tinggi,seperti yang biasa dipakai untuk bungkus makanan atau pada industri mobil dan komputer,Proses daur ulang berlangsung mudah,dengan biaya yang kecil,99% bahannya dapat di daur ulang,namun untuk CD/DVD tidak ada kewajiban,kandungan bahan beracun dan logam berat pada perangkat elektronik lebih sedikit dan mendukung recycling. Reza Wahyudi@CHIP.co,id(MS)